Senin, Juli 08, 2013

bulan yang sama


Rasanya kebahagiaanku lenyap dalam sekejap ketika kita berbeda dalam sebuah keyakinan.

Walau kita satu Tuhan,  satu Kitab suci yang disampaikan oleh Rosul yang sama, tetapi ada paham yang membuat kita beda.

Tak akan menjadi masalah bila kita hanyalah aku dan kamu, baik saat ini dan selamanya.

Namun kenyataannya saat ini aku dan kamu sedang menuju kepada penyatuan menjadi kita untuk selamanya.

Entah bagaimana jadinya nanti bila suatu saat kembali terulang situasi beda ini yang mengembalikan kita menjadi aku dan kamu.

Tak akan menjadi masalah bila aku kelak mengikutimu sebagai seorang pimpinan rumah mungil kita.

Namun kenyataannya sudah terpatri dalam benakku apa yang telah aku pahami dari orang tua dan keluarga selama ini sebelum bertemu denganmu. 

Aku sepenuhnya menyadari bahwa ini akan menjadi suatu siklus dalam hidupku bersamamu.

Tapi semesta seolah menutupinya dengan iming2 cinta dan masa depan yang begitu indah.

Aku seutuhnya berharap bahwa suatu saat kamu akan berpaham yang sama denganku.

Tapi berulang kali jua dinding harapan itu runtuh oleh kenyataan tentang pahammu yang tak sejalan.

Lalu apakah aku akan hidup dalam siklus tipu daya semesta dan reruntuhan harapanku?? 


Mungkin maksud Tuhan adalah agar aku dan kamu bisa menjadi pribadi berilmu yang ikhsan. Sepertinya pemikiran itu lebih bijak




Kata Rosul,  LA TAHZAN! 
Kata Pak Mario, hilangkan pikiran yang memberatkamu.
Kata hatiku, kapan kita dapat melihat bulan yang sama?!