Jumat, November 28, 2008

Asa dalam hati (27 Nopember 2008; 23 : 35)

Ada segenggam kenangan
Dalam dekapan,
Akankah waktu dapat kembali terhentikan?
Hingga hati berangan
Menggapai impian..?
Dan
Cinta menjadi terasakan..

Waktu vs Cinta (27 November 2008 ; 23:30)

Ketika hati tak lagi ingin berpikir
Tentang Cinta..
Dan itu tentang kita..
Akankah semua harus diteruskan?
Ataukah hanya untuk sementara?
Dan ketika waktu tak lagi berhenti
Hanya untuk merasakan cinta..
kini biarlah cinta
yang berhenti
hanya untuk merasakan waktu.
Bergulir dengan indahnya
Hingga batas yang tak ditentukan..

Kamis, November 27, 2008

fotografer itu..

suatu hari aku dateng ke acara seminar. Interpersonal Character Seminar, yang diadakan sama anak FTI. semula aku niat banget ikut seminar itu. ya, biar tau gimana se kepribadian diriku.



aku dateng bareng temenku. pagi-pagi kita janjian di jurusan. dan swing.. kita langsung meluncur ke tempat seminar. rame jelas. banyak orang pasti. dan kebanyakan pada gak kenal.



suatu ketika, aku buka friendsterku. ku temukan profil yang menurutku asik hanya dengan liat posting gambarnya. orang dengan pose sedang membidik lewat kameranya. keren! gak lama liat data pribadinya, langsung add orang itu. seorang fotografer..

suatu profesi yang buatku spesial. kita bisa lihat sesuatu dibalik kamera. dan banyak hal yang bisa kita dapet dari sana. sebuah foto bisa bercerita banyak hal. sedih, bahagia, kecewa, banyak.



dari situ, aku dan fotografer itu saling cerita. gak sering sih. tapi ada banyak hal yang bisa aku pelajari dari dia. termasuk pribadinya. sepertinya tertutup. terlihat dari blog pribadinya yang berisi curhat dan puisi2nya yang puitis. salut.tapi kita hanya sebatas teman friendster.



dan ketika aku melihat salah satu orang dalam acara seminar tadi, aku seperti sudah mengenal seseorang dari barang yang dibawanya. kamera. kalo dilihat dari perawakannya, mirip dengan yang di friendster. dan aku menjadi yakin bahwa dia fotografer itu..



baju hitam yang menjadi seragam para panitia seimnar, membuat dia tampak menunjukkan jati dirinya yang tertutup. dan dia hanya berbicara lewat kameranya. ingin hati menemuinya dan berucap," hai, kamu yang ada difriendster itu ya??" tapi batal. iya kalo dia, kalo bukan? tapi tetep hatiku berbicara itu dia.

ku coba memperhatikan gerak-geriknya, hingga aku gak lagi niat ikut seminar. ku potret gayanya yang sedang ambil gambar dengan kamera digitalku. gila! gitu ya cara ambil gambar yang bener?



seluruh wajahnya menempel pada kameranya. dahi, hidung, kacamata dan bibirnya. semua dilakukannya hanya untuk mendapatkan gambar yang baik dan menarik. aku hanya terheran-heran melihat tingkahnya. tanpa memperhatikan sekelilingnya, dia dengan asyik memandangi hasil jepretannya. benar-benar asyik dengan dirinya sendiri.



sebenarnya ada satu momen yang membuat diriku ingin kembali menyapanya. ketika aku berjalan kembali ke tempat seminar setelah dari masjid. dia berlawanan arah denganku menuju kantin masjid. tapi tetap saja aku gak bisa memberanikan diriku untuk menyapanya.



dan ketika aku kirim comment pada friendsternya, ternyata benar. fotografer itu yang ku lihat di acara seminar tadi. senang rasanya. tapi kecewa juga. hanya karena aku seorang yang pemalu.



gak cuma sampai disitu aku bertemu dengannya. suatu hari aku pergi makan dengan kekasihku, tiba-tiba fotografer itu dateng ke tempat makan yang sama denganku. posisi duduknya tepat 60 derajat dari posisi dudukku. ketika aku layangkan pandanganku ke arahnya, dia tak melihatku. tapi ketika aku tak sengaja kembali melihtanya, dia sedang melihatku. seperti ada yang ingin dia katakan padaku. "kamu yang di friendster itu ya?" tapi sekali lagi aku tak berkutik. di depanku ada kekasihku yang menanyakan perubahan sikapku ketika aku melihat fotografer itu dan aku hanya bilang,"Oh, gak papa kok." tak lupa ku beri senyuman terbaikku di hadapannya.



dan sekarang ketika aku sudah tak lagi pernah berjumpa dengan fotografer itu, aku hanya bisa mengenangnya. semoga ketika aku kembali menjumpainya dalam keadaan nyaman, aku bisa berbicara dengannya.

Rabu, November 26, 2008

SuRaM (26-11-2008)

Mendung kini berarak menuju khatulistiwa,
menutup rapat pesona mentari..
walau angin berkelebat hebat,
mendung tetap saja gelap..
bahkan lebih gelap.
suram.
ingin hati memandang cerah mentari
tersenyum dan tertawa bersamanya..
namun rintik hujan datang
tak hanya sendiri,
berbondong-bondong menerpa bumi..
hati kembali hanya berharap..

Kamis, November 20, 2008

1,2, dan 3 (3-11-2007)

Begitu banyak kata ingin terucap,
Begitu sedikit waktu tersedia.
Begitu banyak hal ingin disampaikan,
Begitu beku suasana terasa.

Satu pertemuan, tak akan sanggup mengurai semua kata.
Dua insan, tak akan mampu berkata-kata.
Tiga menit, serasa lenyap dalam kebisuan.
Dan semua berakhir dalan hampa.

Saat ku pergi (11-09-2008; 16:00)

Aku melihat malaikat
Dia antara lampu-lampu yang menyinari.
Cahayanya lebih terang dari semua sinar.
Berdiri tegap di atasku
Bersiap mengajakku pergi.

Tanpa sadar,
Aku telah meninggalkan ragaku.
Dan saat ku toleh ke belakang,
Semua tampak sayu.

Orang tuaku,
Saudaraku,
Dengan cemas menungguiku jasadku.

Maaf,
Aku tak bisa kembali.
Aku telah bebas,
Dari semua belenggu hidupku.
Dan aku berjalan lebih cepat
Untuk menemui Tuhanku.

TIDAK !! (12 April 2008)

Sudah lama aku bertanya
Pada jiwaku..
Pada bulir embun pagi hari..
Pada terik mentari..
Termasuk bulan dan bintang
Yang temani kesendirianku..
Dan kau hadir ketika
hati ini,
putus asa atas takdir hidup..
akankah ku sia-siakan?
Jawabnya adalah TIDAK.
Hanya satu harapku.
Jangan buatku melayang tinggi,
Hingga bumi tampak indah.
Tapi pada akhirnya,
Aku jatuh
Dalam lubang hampa..

MENTARIKU.. (12 April 2008)

Hujan telah berhenti
Dan matahari kembali secerah
Pagi-pagi yang lalu.
Walau basahnya hujan
Masih terasa dalam paru-paruku,
Tetapi hatiku dapat merasakan
Sinar matahari yang selalu hadir setiap hari
Seperti hadirmu yang membuat
Indahnya pagi hariku.
Akankah dapat ku rasakan
Hal yang sama seterusnya?
Atau hanya menjadi angin
Yang terkadang berhembus mesra..

Sebelum cahaya (18 agustus 2007; 22:55)

Sebelum sinar terang itu datang.
Menghampiri dengan tiba-tiba.
Sebelum jiwa pergi melayang.
Meninggalkan segala yang fana.
Sebelum mata melihat kuasaNya.
Menyesali hinanya diri.

Lihatlah..
Embun pagi masih hadir.
Matahari setia dengan sinarnya.

Dengarlah..
Burung masih berkicau.
Degup jantung tetap berdetak.

Rasakan..
Segarnya udara dalam paru-paru.
Aliran darah dalam nadimu.

Nikmatilah..
Kesempurnaan hidupmu.
Dengan cita, cinta dan asa bersamamu..

Dan ingatlah,
TUHAN masih sayang padamu.
(KSATRIA 165)

Hidayah (14 agustus 2007)

Dalam hati aku mengadu.
Gaduh.
Gundah.
Tangis.
Tak henti dampai di sini.
Gemuruh batinku terus meronta.
Mengharap sesuatu.
Damai.
Tentram.
Lelap.

Mati aku sendiri,
Dalam hiruk pikuk dunia.
Tawa diri membahan,
Di tengah kesedihan alam.
Menjerit hati tanpa suara.

Angin datang dengan semilir.
Bagai hujan dalam kemarau.
Teduh.
Riang.
Bahagia.
Sesuatu telah datang.
Membuka hati yang membatu.
Tangisku bahagia.
Lelapku dalam damai.
Rela aku mati tanpa sia-sia.
Hanya karena berjumpa denganMu, Tuhan.
(KSATRIA 165)

Andai (14 Agustus 2007)

Andai semua hanya mimpi
Andai semua kembali terbangun
Dari lelapnya tidur
Andai hari itu tak pernah terjadi,
Hingga 40 hari terlewati

Sampai detik ini,
Aku masih berandai-andai
Andai berandai-andai tu tak indah
Andai kata andai itu tak bermakna
Semua andai tak aka nada
Hanya realita tanpa andai

Dini hari (08 Juli 2007; 01:15)

Malam sepi,
Suasana hening
Hanya air mata berbicara
Mendamba sesuatu yang fana

Hampir dini hari,
Ketika semua termangu menatap hampa,
Hanya lantunan ayat-ayat suci dikumandangkan
Menanti esok yang terhenti diperistirahatan
Terakhir..

Sang Pengatur.. (6 Juli 2007; 06:30)

(Tapi) mendung tetaplah mendung
Sampai hitungan berapapun, tetap menggantung
Hanya DIA yang mampu mengusung
Memindahkan mendung
Agar tetes hujan tak sampai jatuh ke hidung

Yang terjadi, terjadilah
Tangisanpun tak bisa mencegah
Walau tangan tetap menengadah
DIA-lah pengatur arah
Dan manusia hanya bisa pasrah

Diiringi doa penuntun jalan
Menuju kepada-NYA engan perlahan
Sanak saudara ditinggalkan
Cerita indah tinggal kenangan
Dan..
Ucapan selamat tinggal menjadi berkenan..

Jumat, November 14, 2008

coba lihat yang lain..

waktu UTS kemaren, begitu soal dibagikan, yang tertuju adalah soal yang sekiranya kuanggap mudah. dan dari 2 soal yang ku terima waktu itu, cuma satu yang kurasa sanggup untuk ku kerjakan. walau pada kenyataannya saat aku mulai mengerjakannya, susah!
akhirnya karena saking terpesona sama satu soal yang awalnya ku anggap mudah tadi, aku sama sekali tidak mencoba untuk mengerjakan soal kedua.
dan aku mengumpulkan jawaban yang tidak komplit untuk soal pertama dan tanpa jawaban untuk soal kedua.

seminggu kemudian, ketika soal UTS dibahas..
what a surprise..!!

gila!! sama sekali gak ada yang nyangka kalo soal itu semudah itu!
dan bagi diri pribadiku, ada suatu kesimpulan yang bisa ditarik.

coba deh untuk lihat persoalan dari sisi yang lain, mungkin ada jalan keluar terbaik dan lebih mudah. dan itu terbukti kaetika dosenku menjelaskan jawaban soal2 UTS tadi..

sekarang sama halnya dengan kehidupan. andai kita mampu melihat persoalan hidup dari sisi yang lain maka kita akan mendapatkan jawaban dari persoalan hidup tadi dengan lebih mudah.
dan kita gak hanya stuck dengan satu persoalan hidup yang itu2 aja.

ya meskipun aku tau bahwa gak mudah untuk dapat memandang persoalan dari sisi yang lain, tapi paling gak kita bisa berpikir positip agar pemikiran kita terus positip dan hidup kita dipenuhi dengan hal2 yang positip juga.

semoga dengan ku tulis blog ini bisa menjadi inspirasi bagi pembaca yang lagi ada masalah.
tak terkecuali diriku sendiri.^-^

Kamis, November 06, 2008

Shogun dilawan..

Pagi yang dingin. Brr..
Maksud hati sih pingin nulis tentang sesuatu yang gue dapet dari bacaan tetralogi laskar pelangi. Tapi nulis tentang ibu bole juga. Hmm..

Shogun dilawan..
Tau slogan itu kan? Slogan sepeda motor yang nunjukin kalau sepeda motornya gak bakal terkalahkan ama sepeda motor manapun.
Dan itulah julukan ibu gue di sekolah dan di rumah. Kenapa?
Tunggu dulu, sebenarnya nama asli ibu gue Nusa Tjahja Pratiwi Toza. Tapi berhubung omongannya yang selalu punya ide kreatif untuk mengalahkan omongan orang lain, maka teman ngajar satu sekolahnya-Pak Eko- menyebutnya dengan sebutan ‘Shogun Dilawan’.
Begitu juga kalau di rumah. Ibu selalu buat gue tertawa, yah minimal tersenyum.

Pernah suatu ketika gue lagi anter ibu naek sepeda motor menuju Gayung Sari, rumah nenek. Kebetulan ibu sedang pingin banget sama yang namanya pentol, jajanan yang biasanya disukai para anak SD, tapi sekarang udah nyebar hingga para orang tua.
Liat di pinggir jalan ada tukang pentol lagi mangkal di depan SMP deket rumah. Ibu spontan bilang, “ wuik pentol, enak ya Pit!” (sori, nama gue bukan Brad Pitt, tapi Ny. Brad Pitt. Hahaha)
Dan ibu melanjutkan ucapannya, “Ibu juga punya pentol ni di jilbab.” Sambil nunjukin pentolan jilbabnya yang emang gedhe banget. Gimana gak gedhe, ibu pake daleman jilbab ampe 2. Yang pertama kerpus yang ada pentolannya, ditumpuk daleman jilbab yang ada topinya.
Hahaha.. spontan gue langsung ketawa ngakak dalam helm teropong gue ketika ngelirik kaca spion.

Pernah juga waktu gue lagi nyuci baju pake mesin cuci. Habis selese dikasih pewangi, maka tahapan berikutnya ya pengeringan. Gue sering gagal untuk ngelakuin proses itu. Pasti ntar mesin cucinya bakal bunyi dok-dok-dok.. yang artinya ada posisi pakaian yang gak tepat atau terlalu bergerombol. So, harus dimatiin dulu dan dibenerin dengan ngaduk-aduk pakaian sampe dirasa udah gak bakal bunyi dok-dok-dok (lagi). kebetulan, ibu gue lagi nyetrika disamping mesin cuci. Liat anaknya yang paling cantik ini lagi kesusahan, ibu langsung turun tangan. Beneran turun tangan buat ngaduk-aduk pakaian yang gak pas pada tempatnya, sambil bilang “undian berhadiah yuk diaduk, dan pemenangnya adalah…”
Swing… mesin cuci udah gak bunyi dok-dok-dok (lagi). Spontan gue yang tadi diem aja karena gak bisa menampilkan performa nyuci yang terbaik di hadapan ibu, langsung ngakak sejadi-jadinya. Kok bisa gitu ibu mikir undian berhadiah..

Gak satu/dua kejadian sama ibu yang bikin gue ketawa lepas. Kebiasaan keluarga gue tiap pagi dan petang adalah menikmati susu hangat. Kita emang selalu beli susu bubuk dalam bentuk sachet biar praktis. Kebetulan yang tersedia di rumah, susu dalam sachet yang kecil. Jadi tiap gelas harus dituang 2 sachet biar terasa susu coklatnya. Nah, ibu punya cara unik buat motong bungkus sachet itu. Dua bungkus dilipat dan kres-kres-kres. Otomatis dua bungkus tadi langsung kebuka, dan tinggal tuang ke cangkir.
Saat ibu lagi melakukan aksi hebatnya itu, gue sebagai anaknya langsung takjub melihatnya. Spontan gue bilang “wah mami kreatif ya..emang mami ipik gak da duanya..”
Nyokap langsung jawab “iya kalo ibu ipik kan diem, tapi kalo mami ipik langsung terr-terr-terr” sambil menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan kiri.
Heran. Maksud ibu apaan sih?? Terr-terr-terr??
Sekali lagi ibu mengulangi kalimatnya yang tadi. Karena gue belum ngerti juga, akhirnya ibu menjelaskan kalo ibu ipik di HPnya tuh untuk profile diem, sementara mami ipik untuk profile berdering.
Gue yang dari tadi gak ngerti, langsung dalam sekejap melongo dan detik berikutnya langsung, Wakakakakakakak… Mami…….!! Ada aja.

Emang, mami gue gak ada duanya. Ya iyalah, masa’ ya iya donk. Ya Jusuf Kalla, masa’ Jusuf Kadong. Hahahahahahahaha….

TERIMA AKU.. (10-06-2008)

Tidak ada kata terindah,
Selain ucapan rindu darimu..
Sayangmu..
Dan berbagi cerita denganmu..
Andai waktu
Dapat kupercepat,
Hingga jarak terukur
Dengan hati..
Maka aku hanya
Minta satu darimu,
Terima aku
Apa adanya..

CUKUP. (16-06-2008)

Hatiku berdesir..
Saat tanganmu menyentuh tanganku.
Apa kau mendengarnya?

Hatiku tersipu..
Saat kau genggam tanganku.
Apa kau melihatnya?

Dan imajinasiku membumbung tinggi.
Jauh.. jauh..
Agar ku bisa meraihmu lebih.

Tapi pikiranku bekerja.
Ada kekuatan Maha Dahsyat
Yang mampu merasakan inginku.
Hingga aku merasa..
Cukup.

Kecewaku (24-03-2008; saat quiz Matematika Sistem)

Cukup aku dengan kecewa,
Dari pagar yang memakan tanaman,
Bunga yang tak kunjung mekar,
Bahkan darah yang mengalir di tubuhku.
Enyahkan saja semua.
Hingga ombak meraup semua daratan,
Atau angin yang tumbangkan pohon .
Dan aku berdiri dalam keampaan.
Menanti fajar di hatiku,
Tiba dengan kesejukannya.

Harapanku (28-10-2007)

Aku ragu, bukan karena ada atau tiadaku.
Tapi jalanku masih panjang,
Tidak hanya untuk saat ini hingga nanti malam.
Aku butuh pegangan.
Tidak hanya untuk berdri,
Tidak juga untuk berjalan,
Tapi untuk berlari,
Menuju senja yang menanti langkahku.
Akankah aku terseok-seok?
Atau berlari dengan kencangnya?
Aku tak yakin akan peganganku,
Pantaskah aku memiliki?