Minggu, Januari 31, 2010

Hari ‘kerja’ keduaku.

Cetok!!
Suara mesin check clock terus berdentang di atas meja kerjaku.
Tiap menit berganti.
Dan aku hanya memandangi layar monitor.
Bekerja berpura-pura.
Sesekali melihat situasi yang ada di sekitar.
Lalu kembali lagi menekan keyboard membentuk kata, kalimat lalu satu paragraf penuh.

Mencoba memahami catatan yang tergelar dengan indahnya di depanku.
Pencairan fasilitas (aksep), PPKD (permohonan persetujuan kekurangan dokumen), ILoan & JHA, SHGB.
Ah, masih pukul satu lebih empat puluh lima menit.
Masih cukup lama untuk menghabiskan waktu ‘kerja’ku sampai pukul lima.
Dan berulang kali aku berlagak seperti orang yang menonton pertandingan badminton, menoleh ke kiri lalu ke kanan, memperhatikan karyawan lain yang saling berbincang santai di antara jam terakhir istirahat.

Cetok!!
Jam dua kurang lima.
Berdiri sebentar melihat kertas lusuh yang tertempel di meja sebelah yang tak berpenghuni.
Daftar nomor telepon ekstensi karyawan di ruangan ini.
Lalu kembali duduk dan merasakan HIV (hasrat ingin vivis).
Tidak ah, aku tahan saja. Dari tadi pagi aku sudah sering bolak-balik ke kamar mandi.

Dambakannya.. rindukannya.. oh sobat, maafkan aku mencintainya aku tak bermaksud membuatmu sungguh tak berarti..
Lagu padi sedang mengalun di tengah ruang kantor ku, jadi ingat 2 hari yang lalu, sehari sebelum aku masuk kerja.
Bermain gitar kesayanganku.

Cetok!!
Ah kenapa aku lebih memperhatikan mesin check clock itu daripada mempelajari materi pekerjaanku dengan seksama.
Mataku kini tertuju pada lemper bakar yang dengan kesendiriannya sudah ada dari sebelum aku tiba dari makan bersama karyawan lain.
Sayang, aku sudah makan.
Sudah tak bernafsu lagi aku melihatnya.
Lebih tega membiarkannya kedinginan sama seperti telapak tanganku.

Giliran gelas kosong di dekat keyboardku.
Belum terisi lagi sejak tadi pagi aku meminumnya.
Tertutup dengan rapi dan beralaskan motif serupa dengan tutupnya.

Aku terus mengamati.
Ku dapati tulisan berpigura di bawah jam dinding.
Nilai-nilai budaya kerja dan perilaku karyawan.
Ah kalau boleh aku memberi saran, seharusnya aku tak perlu masuk kerja dulu saat ini.
Membiarkanku berkumpul dengan karyawan baru lainnya untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan sebelum benar-benar masuk ruang kantor.
Bagus.. mungkin minggu depan ketika ayahku sudah mulai mengajar lagi, aku akan bawa hape smart untuk update status di twitter.

Tidak ada komentar: