Jumat, April 30, 2010

Mati Rasa

Mengapa hidup begitu sulit, Bunda?
Lebih-lebih hal tentang perasaan.

Bagaimana harus ku tentukan sikap?
Lebih-lebih terhadapnya.
Atau juga pada yang lainnya.

Diujikah aku, Bunda?
Dari ketetapan awal di hati.
Tiba-tiba yang lainnya merembes masuk.

Siapa gerangan sebenarnya,
Yang tertuang dalam Lahul Mahfudzku?

Ingin ku hentikan, Bunda.
Sungguh rasaku bagai perahu.
Terombang-ambing di tengh lautan luas.

Tak berarah,
Tak berlabuh.

Atau biarkan aku pecah,
Diterjang ombak,
Tenggelam,
Dan mati rasa..

Tidak ada komentar: