Kamis, November 27, 2008

fotografer itu..

suatu hari aku dateng ke acara seminar. Interpersonal Character Seminar, yang diadakan sama anak FTI. semula aku niat banget ikut seminar itu. ya, biar tau gimana se kepribadian diriku.



aku dateng bareng temenku. pagi-pagi kita janjian di jurusan. dan swing.. kita langsung meluncur ke tempat seminar. rame jelas. banyak orang pasti. dan kebanyakan pada gak kenal.



suatu ketika, aku buka friendsterku. ku temukan profil yang menurutku asik hanya dengan liat posting gambarnya. orang dengan pose sedang membidik lewat kameranya. keren! gak lama liat data pribadinya, langsung add orang itu. seorang fotografer..

suatu profesi yang buatku spesial. kita bisa lihat sesuatu dibalik kamera. dan banyak hal yang bisa kita dapet dari sana. sebuah foto bisa bercerita banyak hal. sedih, bahagia, kecewa, banyak.



dari situ, aku dan fotografer itu saling cerita. gak sering sih. tapi ada banyak hal yang bisa aku pelajari dari dia. termasuk pribadinya. sepertinya tertutup. terlihat dari blog pribadinya yang berisi curhat dan puisi2nya yang puitis. salut.tapi kita hanya sebatas teman friendster.



dan ketika aku melihat salah satu orang dalam acara seminar tadi, aku seperti sudah mengenal seseorang dari barang yang dibawanya. kamera. kalo dilihat dari perawakannya, mirip dengan yang di friendster. dan aku menjadi yakin bahwa dia fotografer itu..



baju hitam yang menjadi seragam para panitia seimnar, membuat dia tampak menunjukkan jati dirinya yang tertutup. dan dia hanya berbicara lewat kameranya. ingin hati menemuinya dan berucap," hai, kamu yang ada difriendster itu ya??" tapi batal. iya kalo dia, kalo bukan? tapi tetep hatiku berbicara itu dia.

ku coba memperhatikan gerak-geriknya, hingga aku gak lagi niat ikut seminar. ku potret gayanya yang sedang ambil gambar dengan kamera digitalku. gila! gitu ya cara ambil gambar yang bener?



seluruh wajahnya menempel pada kameranya. dahi, hidung, kacamata dan bibirnya. semua dilakukannya hanya untuk mendapatkan gambar yang baik dan menarik. aku hanya terheran-heran melihat tingkahnya. tanpa memperhatikan sekelilingnya, dia dengan asyik memandangi hasil jepretannya. benar-benar asyik dengan dirinya sendiri.



sebenarnya ada satu momen yang membuat diriku ingin kembali menyapanya. ketika aku berjalan kembali ke tempat seminar setelah dari masjid. dia berlawanan arah denganku menuju kantin masjid. tapi tetap saja aku gak bisa memberanikan diriku untuk menyapanya.



dan ketika aku kirim comment pada friendsternya, ternyata benar. fotografer itu yang ku lihat di acara seminar tadi. senang rasanya. tapi kecewa juga. hanya karena aku seorang yang pemalu.



gak cuma sampai disitu aku bertemu dengannya. suatu hari aku pergi makan dengan kekasihku, tiba-tiba fotografer itu dateng ke tempat makan yang sama denganku. posisi duduknya tepat 60 derajat dari posisi dudukku. ketika aku layangkan pandanganku ke arahnya, dia tak melihatku. tapi ketika aku tak sengaja kembali melihtanya, dia sedang melihatku. seperti ada yang ingin dia katakan padaku. "kamu yang di friendster itu ya?" tapi sekali lagi aku tak berkutik. di depanku ada kekasihku yang menanyakan perubahan sikapku ketika aku melihat fotografer itu dan aku hanya bilang,"Oh, gak papa kok." tak lupa ku beri senyuman terbaikku di hadapannya.



dan sekarang ketika aku sudah tak lagi pernah berjumpa dengan fotografer itu, aku hanya bisa mengenangnya. semoga ketika aku kembali menjumpainya dalam keadaan nyaman, aku bisa berbicara dengannya.

Tidak ada komentar: