Senin, Januari 05, 2009

TRAGEDI CICAK GIANT

Tepat hari terakhir di tahun 2008, ada hal yang bisa buat aku shock berat sampe aku meninggalkan kasur tidurku. Dan itu berhubungan dengan seekor binatang yang sebenernya biasa aja, Cuma karena suatu hal aku bisa berteriak histeris dibuatnya.
Ketika aku pulang dari menjemput mami, kondisi rumah sepi seperti saat terakhir kali ku tinggalkan tadi pagi. Ku buka pintu rumah, terasa agak berbeda dari biasanya. Agak sejuk. Mungkin karena suasana di luar mendung, jadi suasana di dalam rumah juga ikutan sejuk. Saat melangkah masuk, aku bilang sama mami, “kok tumben ya sejuk?”
Dengan nada histeris, mami langsung menjawab, “iya ya! Sejuk!”
Tanpa basa-basi lagi aku ngeloyor masuk ke dalam dan melihat kondisi kamarku yang dalam keadaan gelap. Tapi meskipun gelap, aku masih bisa melihat semuanya dengan jelas. Dan begitu ku injak satu langkah kaki ke dalam kamar, spontan aku keluar dan berteriak “ya Allah, tokek gede banget!! Mami, ada tokek! Itu sekarang ada di belakang computer! Haduh, gak bakal tidur di kamar deh! Itu pasti masuk dari lobang ventilasi atas!” sambil merinding karena jijik.
Mami yang kaget karena anak semata wayangnya berlagak seperti ulat bulu lagi jalan, lagsung melihat si tokek dengan rasa was-was. Tapi sayangnya mami gak bisa ngelihat si tokek tadi yang dengan secepat kilat menghilangkan jejaknya ketika aku berteriak.
“Mana? Gak ada tuh! Salah liat kali!” mami berseru karena gak menemukan bukti yang valid.
“haduh beneran Mi !! tadi aku lihat tokek gede banget! Masa sih aku salah lihat??!” dengan keyakinan sepenuh jiwa dan raga, aku mencoba untuk membuat mami percaya sama anaknya ini. “pokoknya aku gak tidur di kamar! Kan sekalian lihat Harry Potter acara malam tahun baru. Hehe”
“ya udah, nanti mami temenin deh..” mami emang baik banget.
Sejak aku lihat makhluk tak diundang itu ada di kamar, tiap aku ambil barang-barangku, selalu aku melihat dengan seksama seluruh ruang kamarku. Siapa tahu si tokek stress itu lagi nangkring di bagian kamarku yang lain. Ato tiba-tiba lagi ada tepat di atasku. Pokoknya setelah aku dapet barang yang mau aku ambil, dengan secepat kilat menyambar daun talas, aku lari dari kamar.
Semalaman tidur di depan tipi rasanya pegel juga, apalagi gak pake kasur. Akhirnya setelah 24 jam dari peristiwa ditemukannya sosok tokek stress, aku kembali normal untuk bisa menerima kenyataan kalo tuh tokek emang gak ada. Ya walaupun aku yakin 100% dengan kondisi penglihatanku yang masih normal, kalo aku bener-bener lihat tokek di kamarku. Tapi heran juga sih, ama tokek stress itu. Yang namanya tokek kan pasti berbunyi meskipun hanya 1 kali seumur hidupnya. Tapi ni tokek nggak berbunyi sama sekali. Masa iya dia tokek bisu atau malu-malu kucing untuk menunjukkan kemampuannya di hadapan cewek manis kayak aku? Haha. Atau jangan-jangan dia hanya makhluk jadi-jadian yang mau mengawasiku dan akhirnya memangsaku? Berlebihan gak sih? Mungkin otakku udah keracunan sinetron indosiar kali ya? Haha.
Sehari berikutnya ketika aku asyik dengan tugas-tugasku. Gak tau kenapa fillingku menuntun mataku untuk menengok sebentar ke arah lobang ventilasi kamarku. Deg. Kayaknya kenal sama sosok yang ada si luar sana yang sedang mengawasiku dengan salah satu matanya. Dan dengan jelas aku melihat seonggok kepala tokek di situ. Gak pake teriak kayak kejadian kemarin, aku langsung menemui dan meminta ayahku untuk melihat sosok tadi dari luar dengan jelas, biar aku gak salah lihat lagi.
Itu bener-bener makhluk tak diundang kemaren. Tapi itu bukan tokek seperti yang ku kira. Itu cicak yang gedenya sama kayak tokek. Ya bisa dibilang cicak yang mengalami gigantisme, alias cicak giant! Gak percaya? Sama! But, it’s real!
“Tuh kan bener! Aku gak salah liat kemaren! Gak ada yang percaya sih.” Spontan aku mengungkapkan isi hatiku kepada ayah dan mamiku.
Karena bener-bener ngelihat cicak gede bakal masuk kamarku, ayah langsung mengusirnya dan semenit kemudian menutup semua lobang ventilasi kamarku dengan karton kalender calon anggota legislative yang lagi promosiin dirinya. Sorry, Pak!
Yah, jadinya sekarang kamarku pengap. Dan aku masih belum berani untuk membuka jendela kamarku untuk sementara sampai batas waktu yang tak ditentukan. Haha. Untung masih ada kipas angin.
Tapi aku sempat mikir, apa iya dia jelmaan seseorang yang saat ini aku gak lagi berhubungan ama dia. Karena udah 2 hari dari kejadian tereakan histerisku itu dia gak menghubungiku. Tapi jahat banget menyamakan dirinya dengan seekor cicak giant. Sorry buat seseorang disana, itu hanya imajinasi yang ada di kepalaku. Sekali lagi sorry, peace..

Tidak ada komentar: